Pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek-aspek antara lain: 1. kelompok masukan (input) 2. kelompok proses (process) 3. kelompok keluaran (output) 4. kelompok hasil (outcome) 5. kelompok manfaat (benefit) 6. kelompok dampak (impact).
Aspek aspek apa saja dalam pengukuran kinerja?
Berdasarkan aspek kinerja menurut para tokoh diatas maka yang menjadi aspek kinerja adalah kualitas pekerjaan, ketepatan waktu dalam menyekesaikan pekerjaan, inisiatif, kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dan mampu menjalin komunikasi.
Faktor faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan indikator kinerja sektor publik?
Pengembangan Indikator Kinerja Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut: Biaya pelayanan (cost of service); Penggunaan (utilization); Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards); Cakupan pelayanan (coverage); Kepuasan (satisfaction).
Bagaimana cara mengukur kinerja dalam sektor publik?
Menurut Mahsun (2009) terdapat empat pendekatan pengukuran kinerja yang dapat diaplikasikan pada organisasi sektor publik, yaitu: (1) Analisis anggaran; (2) Analisis rasio laporan keuangan; (3) Balanced scorecard; (4) Audit kinerja (value for money).
Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pengukuran kinerja?
Pengukuran kinerja paling tidak harus mencakup tiga variabel penting yang harus dipertimbangkan, yaitu: perilaku (proses), output (produk langsung suatu aktivitas), dan outcome (dampak aktivitas) yang merupakan variabel yang tidak dapat dipisahkan dan saling tergantung satu dengan lainnya dalam manajemen kinerja.
Apa yang dimaksud dengan sistem pengukuran kinerja sektor publik?
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. memperbaiki kinerja pemerintah.
Metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja?
Terdapat tiga model pengukuran kinerja yang paling umum digunakan oleh sebagian besar perusahaan, yaitu Balanced Scorecard, Integrated Performance Measurement System (IPMS), dan Performance Prism, namun dari ketiga model tersebut, Balanced Scorecard adalah model sistem pengukuran kinerja yang paling populer dewasa ini
Mengapa pengukuran kinerja pada sektor publik dibutuhkan?
Beberapa manfaat pengukuran kinerja bagis ektor publik dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja memperbaiki pengambilan keputusan. Pemerintah dimungkinkan untuk menentukan misi instansi, sasaran hasil, dan mengidentifikasi metode-metode untuk mengukur hasil yang telah dicapai.
4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi?
Sedangkan menurut Yuwono dalam Hassel (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah tujuan organisasi, budaya organisasi, kepemimpinan, dan kualitas kerja.
Indikator kinerja meliputi apa saja?
Berikut beberapa indikator untuk mengukur kinerja karyawan adalah: (1) Kualitas Kerja; (2) Kuantitas; (3) Ketepatan Waktu; (4) Efektifitas; (5) Kemandirian.
Mengapa sulit sekali pengukuran kinerja pada sektor publik?
Dalam organisasi sektor publik, tujuan non finansial lebih mendominasi, sehingga sangat sulit menetapkan target dan mengukur kinerjanya.
Apa kendala yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik?
Mahsun ( 2006 : 22), mengemukakan beberapa kendala pengukuran kinerja organisasi sektor publik antara lain: 1. Kinerja organisasi sektor publik tidak bisa dinilai hanya berdasar rasio-rasio keuangan, karena tujuan organisasi bukan memaksimalkan laba 2. Output berupa pelayanan biasanya bersifat kualitatif, intangible
Apa yang dimaksud dengan Key Performance Indicators KPI dalam konteks pengukuran kinerja sektor publik?
Menurut Parmenter (2010), key performance indicator adalah sebagai sekumpulan pengukuran yang diciptakan terfokus kepada aspek kinerja organisasi yang paling kritikal untuk kesuksesan organisasi pada kondisi sekarang dan di masa datang.
Indikator kinerja ada berapa?
- Mutu. Indikator yang pertama yaitu mutu.
- Kuantitas. Indikator yang selanjutnya yaitu kuantitas.
- Ketepatan Waktu.
- Efektivitas Penggunaan Sumber Daya.
- Mandiri.
- Berkomitmen.
Bagaimana jika tidak ada indikator kinerja dalam pengukuran kinerja?
Dengan demikian, tanpa adanya indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun program suatu organisasi.
Apa sajakah yang menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja?
- Kualitas Kerja. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap pekerjaan yang dihasilkan.
- Kuantitas Kerja.
- Ketepatan Waktu.
- Efektivitas.
- Kemandirian.
- Komitmen Kerja.
Bagaimana proses pengukuran kinerja?
Pengukuran kinerja dilakukan oleh atasan, diri sendiri, penilaian rekan , penilaian keatas atau kebawah dan penilaian pelanggan merupakan pihak yang berkepentingan terhadap penilaian pengukuran kinerja dari seorang karyawan yang bertujuan untuk menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap organisasi
Apakah manajemen kinerja dapat diterapkan di sektor publik?
Manajemen kinerja amat penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi baik dalam sektor publik maupun privat dalam upaya untuk pencapaian suatu tujuan.
Baca Selengkapnya tentang Apakah manajemen kinerja dapat diterapkan di sektor publik?
Apa perbedaan pengukuran kinerja sektor bisnis dan sektor publik?
Perbedaan Pengukuran Kinerja Sektor Publik dengan Sektor Bisnis Sektor bisnis berorientasi laba, sehingga pengukuran kinerjanya bisa dilakukan dg melihat laba yg diperoleh. Sektor publik tidak berorientasi laba, lebih kompleks kadang bersifat abstrak, contohnya kepuasan pelayanan sosial.
Apa saja 4 metode penilaian kinerja?
- Management by Objectives (MBO)
- Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
- Degree Feedback.
- Assessment Centre Method.
- Human-Resource (Cost) Accounting Method.
8 Sebutkan dan jelaskan tiga langkah penilaian kinerja?
Pada intinya, penilaian kinerja selalu melibatkan proses penilaian kinerja (performance appraisal process) tiga langkah: (1) menetapkan standar kerja; (2) menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar (ini biasanya melibatkan beberapa formulir penilaian); dan (3) memberikan umpan balik kepada karyawan